BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
VCO (Virgin Coconut Oil) sesungguhnya sudah memasyarakat sejak lama di Indonesia.
VCO merupakan minyak kelapa murni yang belum mengalami pencampuran dengan
bahan-bahan lain. Minyak kelapa yang sekarang beredar di pasaran ada yang sudah
mengalami pencampuran dengan minyak lain, seperti minyak kelapa sawit atau
minyak kacang.
Pernah, beberapa tahun yang lalu
beredar. Isu negatif bahwa dalam minyak kelapa mengandung sumber penyakit
menjadi. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia tetap menggunakan minyak
kelapa untuk menggoreng dan untuk campuran beberapa minyak yang lain.
Indonesia merupakan penghasil kelapa
terbesar setelah Filipina. Hampir semua wilayah pesisir di Indonesia banyak
ditumbuhi oleh kelapa. Hal ini menjadi pemicu bagi para ahli untuk membuat
olahan kelapa yang sangat bermanfaat agar hasil produksi kelapa tersebut tidak
selalu diekspor ke luar negeri.
VCO kini telah menjadi artis yang
selalu menjadi pemberitaan utama di berbagai media yang beritanya selalu dicari
oleh masyarakat. Pemberitaan tentang VCO ini tentu sangat menarik perhatian
masyarakat karena memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak sayur.
Beberapa keunggulan minyak kelapa dibandingkan dengan minyak nabati lain adalah
sebagai berikut.
1. Tidak
menimbun lemak dan kolestrol
2. Tidak
bersifat toksik
3. Tidak
menghasilkan radikal bebas
4. Tidak
mudah menjadi tengik
Hal inilah yang menjadi salah satu
faktor pendorong bagi penulis untuk melakukan pembuatan VCO. Selain itu, VCO
juga mempunyai banyak manfaat, yaitu :
1. Sebagai
sumber nutrisi
2. Untuk
menjaga kecantikan
3. Menyembuhkan
berbagai macam penyakit
B. Tujuan
Laporan penugasan Ujian
Praktik Kejuruan Tahun Pelajaran 2010/2011 disusun dengan beberapa maksud
sebagai berikut.
1. Memenuhi syarat untuk mengikuti Ujian Praktik
Kejuruan di SMK “Yayasan Pharmasi” tahun pelajaran 2010/2011.
2. Mengetahui cara-cara pembuatan VCO
(Virgin Coconut Oil) dari kelapa segar, dengan metode pemanasan.
3. Mengetahui mutu
VCO hasil percobaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah
VCO
Minyak kelapa murni atau yang lebih
dikenal dengan nama VCO (Virgin
Coconut Oil) merupakan hasil olahan dari buah kelapa (Cocos nucifera). Minyak kelapa
sering digunakan untuk menggoreng atau dikonsumsi bagi ibu hamil menjelang
persalinan. Selain itu, minyak kelapa juga digunakan untuk memijat, melembutkan
rambut, dan sebagai campuran minyak telon. Satu manfaat dari minyak murni yang
paling istimewa adalah dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
VCO merupakan jenis minyak kelapa yang
didominasi oleh kandungan MCFA (Medium
Chain Fatty Acid). MFCA merupakan kandungan asam lemak jenuh berantai yang terdiri dari
atas 48% asam laurat dan 10% asam kaprat. Asam laurat akan diubah menjadi
monolaurin dalam tubuh sedangkan asam kaprat akan diubah menjadi monokaprin.
Kedua senyawa inilah yang bersifat antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa.
(Sutarmi, S.TP., 2005)
B. Bahan-bahan
Pembuatan VCO
1. Kelapa
Kelapa merupakan bahan
utama untuk menghasilkan VCO. Dari kelapa inilah akan diperoleh santan yang
nantinya akan diolah sehingga dapat menghasilkan minyak yang disebut VCO.
Kandungan lemak dalam kelapa dapat menghasilkan minyak.
2. Air
Air digunakan sebagai pelarut agar kelapa
yang sudah diparut dapat diekstraksi untuk diambil santannya. Pelarut air
digunakan untuk memudahkan dalam hal pemisahan. Karena massa jenis air dan
minyak berbeda, minyak dan air dapat dipisahkan dengan proses pengendapan.
(S.Ketaren, 1986)
C. Teknik-teknik
Pembuatan VCO
Pembuatan VCO dapat dilakukan melalui
dua proses, yaitu proses basah (menggunakan santan) dan proses kering
(menggunakan kopra). Proses basah merupakan cara paling sederhana untuk mendapatkan bahan pembuatan
VCO, yaitu santan. Secara umum sendiri cara pembuatan minyak kelapa murni dibedakan menjadi tiga cara,
yaitu pemanasan, fermentasi, dan pancingan.
1. Pemanasan
Pembuatan VCO dengan metode pemanasan
pada prinsipnya sama dengan pembuatan VCO dengan cara tradisional. Pada metode ini, proses pembuatan diawali dengan
tahap pemarutan kelapa dan pembuatan santan. Krim yang diperoleh dari santan
tersebut kemudian dipanaskan dengan suhu
tertentu hingga dihasilkan minyak. Selanjutnya, minyak dipisahkan dari air
melalui penguapan agar diperoleh minyak murni.
2. Fermentasi
Fermentasi adalah proses pembuatan suatu
bahan olahan dengan bantuan enzim. Pembuatan VCO pun bisa dilakukan dengan
metode ini. Dimana krim (biang santan) difermentasi selama satu sampai dua hari
menggunakan bantuan enzim secara langsung. Untuk memisahkan minyak dengan baik,
dapat ditambahkan larutan ragi atau cuka nira.
Keberhasilan proses fermentasi ini
ditandai dengan terbentuknya tiga lapisan pada campuran. Tiga lapisan ini
terdiri dari, lapisan atas yang berupa minyak murni, lapisan tengah berupa
blondo berwarna putih, dan lapisan bawah berupa air. Dari ketiga lapisan
tersebut, yang dibutuhkan hanya minyak pada lapisan atas. Minyak ini dapat
diambil menggunakan sendok atau gayung dengan hati-hati.
Minyak yang sudah dipisahkan kemudian
dipanaskan pada suhu 60º
untuk melepaskan unsur pekatnya. Metode ini dapat menghasilkan minyak jernih
dengan aroma yang khas.
3. Pancingan
Metode pancingan ini memiliki tahapan
awal yang sama dengan metode yang lain, yaitu pembuatan santan. Perbedaannya
terletak pada proses pengolahan krim. Pada metode ini, krim yang sudah jadi
dicampur dengan minyak pancingan dengan
perbandingan tertentu. Minyak pancingan adalah minyak kelapa murni hasil
fermentasi. Campuran antara krim dengan minyak pancingan tersebut diaduk hingga
rata dan didiamkan selama 7-8 jam. Setelah didiamkan, campuran ini agar
membentuk tiga lapisan seperti pada metode fermentasi.
Prinsip pembuatan dengan metode ini
adalah pengubahan emulsi minyak-air menjadi minyak-minyak. Minyak umpan akan
menarik minyak pada krim yang masih berikatan dengan protein dan air. (Sutarmi,
S.TP., 2005)
D. Kelebihan
VCO
VCO memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan beberapa minyak nabati lain dan minyak kelapa
yang dihasilkan dari kopra. Beberapa
kelebihan VCO tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kandungan
asam lemak jenuh
Kandungan asam lemak jenuh
yang lebih besar dalam VCO dibanding asam lemak tak jenuh merupakan suatu
kelebihan bagi VCO. Asam lemak jenuh lebih tahan terhadap pemanasan tinggi
sehingga tidak mudah teroksidasi dan tidak mudah menghasilkan bau tengik.
2. Kandungan
gizi
Kandungan gizi dalam VCO
lebih besar dibandingkan dengan minyak kelapa yang dibuat dengan bahan baku
kopra. VCO dibuat dalam sekali proses dengan pemanasan yang tidak terlalu
tinggi. Sedangkan minyak kelapa dengan bahan baku kopra dibuat melalui dua kali
pemanasan sehingga kandungan gizi dalam minyak tersebut akan hilang dan
berkurang.
3. Tidak
mengalami proses hidrogenasi
Minyak yang mengalami
proses hidrogenasi akan mengandung lemak trans dan dapat meningkatkan
kolestrol. Kolestrol ini akan berdampak pada penyakit jantung.
4. Rasa
dan bau yang khas
VCO memiliki bau yang harum dan rasa kelapa
yang khas. Minyak kelapa komersial tidak akan memiliki bau dan rasa yang khas
karena sudah mengalami proses pemurnian.
(Sutarmi, S.TP., 2005)
E. Kandungan
Gizi VCO
Komponen
dalam minyak kelapa sebagian besar mengandung asam lemak jenuh. Hal ini
menjadikan kelapa sebagai salah satu sumber untuk mendapatkan asam lemak jenuh.
Selain mengandung asam lemak berantai pendek, minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak rantai
sedang atau Medium Chain Fatty Acid (MCFA). (Sutarmi, S.TP., 2005)
Rincian
komposisi asam lemak dalam minyak dapat dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel
1.1
Komposisi Asam Lemak dalam
Minyak Kelapa
Asam Lemak
|
Jumlah (%)
|
Asam Lemak Jenuh
1. Asam
kaproat
2. Asam
kaprilat
3. Asam
kaprat
4. Asam
laurat
5. Asam
miristat
6. Asam
palmitat
7. Asam
stearat
8. Asam
arachidat
|
0,0 – 0,8
5,5 – 9,5
4,5 – 9,5
44,0 – 52,0
13,0 – 19,0
7,5 – 10,5
1,0 – 3,0
0,0 – 0,4
|
Asam
Lemak Tidak Jenuh
1. Asam
palmitoleat
2. Asam
oleat
3. Asam
linoleat
|
0,0 – 1,3
5,0 – 8,0
1,5 – 2,5
|
(Thieme,
J.G., 1968)
F. Manfaat
VCO
Kandungan VCO dapat memberikan beberapa
manfaat yang berguna bagi manusia, yaitu :
1. Sebagai
sumber nutrisi
Setiap orang tentunya
membutuhkan nutrisi. Asam laurat yang terkandung dalam VCO dapat menambah
nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia.
2. Untuk
menjaga kecantikan
Lotion
minyak kelapa mempunyai efek antioksidan dan antikeriput sehingga dapat
mencegah penuaan dini. Selain itu, lotion
minyak kelapa juga dapat menghaluskan dan menjaga kelembaban kulit.
3. Menyembuhkan
berbagai macam penyakit
Banyak penyakit yang dapat
disembuhkan dengan mengonsumsi minyak kelapa. Penyakit seperti kolestrol,
jantung, herpes, cacar, keputihan, dan HIV dapat disembuhkan dengan mengonsumsi
VCO.
G. Standar
Mutu VCO
Mutu merupakan suatu parameter untuk
menentukan kualitas suatu produk. VCO tentunya juga memiliki standar mutu
sebagai acuan untuk menentukan kualitas. Standar mutu VCO yang digunakan adalah
standar dari APCC (Asian and Pasific
Coconut Community). APCC merupakan suatu organisasi antar pemerintah 15
negara penghasil kelapa dan pengekspor produk kelapa.
Dalam standar APCC menyebutkan bahwa
VCO harus memiliki kenampakan yang jernih, berbau tidak tengik, dan tidak
memiliki rasa. Selain parameter organoleptik, adapula parameter oksidasi
mengenai kadar asam lemak bebas dan kadar peroksida. Dalam parameter ini disebutkan
bahwa VCO tidak boleh mengandung lebih dari 0,5% asam lemak bebas dan
harus memiliki kadar peroksida maksimal 3 meq/kg minyak.
Selain dua parameter di atas, komposisi
asam lemak yang merupakan penyusun minyak juga menjadi sebuah parameter
tersendiri. Kandungan asam laurat yang
tinggi menjadi ciri khas dari VCO dibanding pada minyak lainnya. Pada sebuah
penelitian menyebutkan bahwa VCO hasil proses fermentasi dengan kultur starter Streptococcus thermophylus pada
suhu 40ºC akan menghasilkan
VCO dengan kadar asam laurat yang tinggi. (http://teknologi_lemak_&_minyak.co.id.,
2009)
Tabel
1.2.
Standar Mutu VCO
NO
|
KARAKTERISTIK
|
KANDUNGAN
|
1.
|
Karakteristik
identitas
|
|
Densitas
relative
|
0,915
– 0,920
|
|
Indeks
refraktif / bias pada 40°
C
|
1,4480
– 1,4492
|
|
Kadar
air
|
0,1
– 0,5
|
|
Bilangan
penyabunan
|
4,1
– 11
|
|
Bilangan
iod
|
0,2
– 0,5
|
|
Bilangan
asam maks
|
13
|
|
Bilangan
polenske
|
13
– 18
|
|
2
|
Karakteristik
kualitas
|
|
Warna
|
Jernih
Kristal (air bersih)
|
|
Asam
lemak bebas ( FFA )
|
<
0,5 %
|
|
Bilangan
peroksida
|
<
3 meq / kg minyak
|
|
Total
Plate Count
|
<
10 cfu
|
|
3.
|
Kontaminan
|
|
Matter volatile
pada 105°
C
|
0,2
%
|
|
Besi
|
5
mg / kg
|
|
Copper
|
0,4
mg / kg
|
|
Lead
|
0,1
mg / kg
|
|
Arsenic
|
0,1
mg / kg
|
Sumber : Linda Suhada, 2007
BAB III
PROSES PRODUKSI
A.
Waktu dan Tempat Produksi
Hari, Tanggal : Jumat, 28 Januari 2011
Waktu : 09.00 – 15.00
Tempat : Laboratorium Kimia SMK “Yayasan
Pharmasi”
B.
Alat dan Bahan
1. Alat
No
|
Nama
Alat
|
Spesifikasi
|
Satuan
|
Jumlah
|
1.
|
Baskom
|
Standar
|
Buah
|
1
|
2.
|
Panci
|
Standar
|
Buah
|
1
|
3.
|
Pemanas
|
Standar
|
Buah
|
1
|
4.
|
Pengaduk kayu
|
Standar
|
Buah
|
1
|
5.
|
Selang kecil
|
Standar
|
Meter
|
1
|
6.
|
Corong
|
Standar
|
Buah
|
1
|
7.
|
Kain saring
|
Standar
|
Lembar
|
3
|
8.
|
Timbangan roti
|
Standar
|
Set
|
1
|
9.
|
Kemasan dan label
|
-
|
Set
|
1
|
2.
Bahan
No.
|
Nama Bahan
|
Spesifikasi
|
Satuan
|
Jumlah
|
1.
|
Kelapa
|
Segar
|
Gram
|
500
|
2.
|
Air
|
Standar
|
ml
|
500
|
C. Cara
Kerja
1. Kelapa
diparut
2. Dibuat
santan dan diamkan selama 1 jam
3. Panaskan
krim hingga terbentuk blondo berwarna
coklat dan terbentuk minyak yang jernih
4. Dinginkan
dan pisahkan minyak dengan blondo
5. Lakukan
uji kualitas
6. Minyak
siap dikemas
D.
Gambar Kerja
E.
Diagram Alir
BAB
IV
DATA
PENGAMATAN
A. Uji
Kualitas VCO
No
|
Indikator
Uji
|
Hasil
|
Keterangan
|
1.
|
Organoleptik
|
||
a. Uji
warna
|
+++
|
Transparan sedikit keruh
|
|
b. Uji
bau
|
++++
|
Seperti kelapa
|
|
2.
|
pH
|
+++
|
6
|
3.
|
Densitas
|
0,949 gr/ml
|
|
4.
|
Rendemen
|
12,337 %
|
|
5.
|
Bilangan asam
|
0,44
|
1. Densitas
Pikno kosong
|
11,36 gram
|
Pikno kosong + isi
|
20,85 gram
|
Volume
|
10 ml
|
2. Rendemen
Berat VCO
|
61,685 gram
|
Berat Kelapa
|
500 gram
|
3. Pembakuan
KOH
Titrasi
|
I
|
II
|
Volume H2C2O4
|
10,0 ml
|
10,0 ml
|
Volume KOH
|
11,2 ml
|
11,7 ml
|
Penetapan normalitas KOH
VKOH x NKOH = VH2C2O4
x NH2C2O4
11,45 x NKOH = 10 ml x 0,1
NKOH = 0,08733
4. Penetapan
bilangan asam
Titrasi
|
I
|
II
|
Volume minyak
|
5,0 gr
|
5,0 gr
|
Volume KOH
|
0,5 ml
|
0,4 ml
|
BAB V
PEMBAHASAN
Dari
praktek yang telah dilakukan mengenai pembuatan VCO dengan bahan baku parutan
kelapa segar sebanyak 500 gram diperoleh hasil VCO sebanyak 65 ml ~
61,685 gram. VCO tersebut memiliki klasifikasi sebagai berikut.
Bentuk : cairan
Warna
: transaparan sedikit keruh
pH : 6
Densitas : 0,949 gr/ml pada suhu 20ºC
Rendemen : 12,337 %
VCO
(Virgin Coconut Oil) adalah
minyak kelapa murni yang dibuat dengan bahan baku santan. VCO yang dibuat
menggunakan cara pemanasan dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk menghasilkan
VCO dengan hasil yang baik. Pertama adalah faktor kelapa, kelapa yang digunakan
akan mempengaruhi hasil dan kejernihan VCO. Kelapa yang terlalu muda akan
menghasilkan sedikit minyak sedangkan kelapa yang terlalu tua akan menghasilkan
minyak dengan warna yang kurang jernih.
Kedua
adalah faktor pengendapan dan
pengambilan krim santan, pengambilan krim santan yang masih bercampur
dengan air akan menghasilkan minyak yang juga masih mengandung air. Minyak yang
masih mengandung air dapat dikatakan bahwa mutunya kurang bagus. Air tersebut
akan menyebabkan kenampakan minyak yang terlalu buthek. Sedangkan pengendapan yang kurang sempurna akan
menyebabkan krim dan skim belum terpisah. Sehingga jika nanti dipanaskan, krim
yang diambil akan masih mengandung skim.
Selanjutnya
faktor pemanasan dan pengadukan, pemanasan dengan api yang terlalu besar akan membuat
VCO menjadi berwarna coklat tua seperti minyak jelantah. VCO yang baik
seharusnya memiliki kenampakan yang jernih. Sama halnya dengan faktor
pengadukan, pengadukan yang terlalu lambat atau terlalu cepat dengan arah yang
tidak teratur akan menghasilkan minyak yang sedikit buthek dan mengandung endapan.
Terakhir
adalah faktor penyaringan. Faktor penyaringan bisa mempengaruhi kenampakan
minyak. penyaringan yang kurang sempurna akan menyebabkan minyak yang masih
mengandung endapan blondo dengan ukuran partikel yang sangat kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar